Batu Jilatan Maunjun Batu Ajaib dari Sumur Jilatan,
sekitar Balai Rumah Adat Muhara Uman Kalimantan Selatan
Batu Jilatan Maunjun Muhara Uman masih dalam bentuk aselinya |
Alkisah Suku Dayak Paramasan yang mendiami wilayah Danau Huling sungguh merasa heran tatkala memperhatikan keanehan sebuah sumur yang berukuran berkisar 4x4 meter .
dahulu ada kerbau besar laksana banteng, jika ada orang yang mendekati sumur segera dihadang dan diusir paksa oleh banteng tersebut.
akan tetapi anehnya, banyak hewan liar lainnya berduyun-duyun sangat suka mendatangi sumur tersebut masuk kedalamnya kemudian minum airnya setelah meminum air sumur selanjutnya segera mencari sebongkah batu untuk dijilat-jilatnya kemudian pergi
"saya pernah mencoba untuk menombak atau menyumpit hewan2 tersebut,anehnya mereka tidak bakalan mempan dilukai dan tidak bisa ditangkap" ujar salah seorang anggota suku dayak tersebut.
karena berkali-kali mengalami hal demikian sehingga timbullah keyakinan bagi para warga suku dayak tersebut , jika hendak menangkap atau menombak hewan liar diatas, maka ditunggulah saatnya sebelum hewan itu sampai di sumur tsb "karena jika salah satu dari kaki hewan itu sempat menyentuh air sumur jilatan pasti tak akan bisa ditangkap hewan apapun dia bentuk dan jenisnya" ujar salah seorang warga dayak.
tak hanya hewan darat, bahkan burung jenis apapun sangat suka meminum air sumur jilatan tersebut dan kemudian mematuki batu jilatan yang ada disana , demikianlah kisah yang disampaikan oleh warga Suku Dayak Paramasan .
sehingga suatu saat dimana kemudian banteng yang menjaga sumur tersebut sudah tiada, maka warga suku dayak tersebut kemudian mengambil batu dari sumur jilatan tersebut , dan ternyata terdapat banyak sekali batunya,berbagai jenis bergantung dari warna batu jilatan tersebut dan dibawa pulang diletakkan dirumah (huma) mereka.
sampai suatu malam, terjadilah kejadian dimana ada pencuri dari luar kampung masuk kedalam huma mereka, terjadilah sesuatu keajaiban, si pencuri itu terputar-putar tak dapat keluar dari dalam huma dan akhirnya ketahuan dan tertangkap basah.
maka menjadi suatu pengalaman dan keyakinan bagi warga suku dayak paramasan, bahwa batu jilatan ternyata punya kemampuan untuk menjaga rumah merekadari niat dan perbuatan jahat siapapun.
atas dasar cerita dari mulut ke mulut tentang keanehan batu jilatan, kemudian ada yang mencoba batu jilatan itu untuk diletakkan pada alat pancing ternyata luar biasa mengejutkan baginya, hasil tangkapan ikan sangat banyak dan sangat mudah memperolehnya sehingga batu tersebut terkenal dengan nama lainnya ialah "Batu Maunjun"
Maunjun artinya Memancing Ikan
akhirnya banyak orang kemudian mencoba batu itu untuk berbagai macam keperluan , diletakkan dia dalam toko, ternyata menjadi pelarisan yang bagus dibawa sebagai azimat, ternyata menjadi pengasihan dan disukai orang dan orang yang membawa batu jilatan , tak akan kesusahan masalah uang.
batu jilatan merah, dari pengrajin batu Martapura/Banjarmasin |
sayangnya, informasi tentang batu jilatan kemudian meredup dan langka , bahkan ditempat asalnya di Kampung Danau Huling, warga Dayak hanya tahu batu tersebut ialah hanya buat keselamatan dan buat memancing ikan saja itupun mereka sendiri mengatakan, jika katanya bagus untuk maunjun (mancing ikan ) kami sendiri belum pernah mencobanya..kami hanya tahu batu itu buat menjaga rumah saja, biar aman dan selamat
batu jilatan merah, dari pengrajin batu Martapura/Banjarmasin |
batu jilatan putih, dari pengrajin batu Martapura/Banjarmasin |
batu jilatan sebagai souvenir dari Palangkaraya |
saat ini pusat kerajinan batu yang ada di Martapura , ada menyediakan berbagai macam jenis batu jilatan. namun mereka mengatakan, bahwa batu jilatan itu ternyata hanya terdapat dua jenis yakni batu jilatan darat dan batu jilatan laut . batu jilatan laut selalu berwarna hitam kelam dan seolah ada tonjolan putih didalam batu tersebut , juga dikenal dengan nama lainnya ialah "Batu Kelulut" namun istilah Batu Kelulut menjadi simpang siur dengan adanya info bahwa kelulut jika di kalimantan ialah nama jenis lebah kecil .
ada lagi yang berpendapat bahwa batu kelulut itu ialah satam (meteor)
walau jika dicoba, batu kelulut jika ditempelkan di kaca aquarium , maka ikan-ikan yang ada
dalam aquarium akan segera berdatangan untuk berusaha mencium batu kelulut itu
walau jika dicoba, batu kelulut jika ditempelkan di kaca aquarium , maka ikan-ikan yang ada
dalam aquarium akan segera berdatangan untuk berusaha mencium batu kelulut itu
semua menjadi tak jelas lagi, bagaimana yang sebenarnya,
karena ada yang berpendapat bahwa batu kelulut ialah yang diyakini
sebagai batu jilatan jenis batu jilatan laut :D
karena ada yang berpendapat bahwa batu kelulut ialah yang diyakini
sebagai batu jilatan jenis batu jilatan laut :D
batu kelulut dari Sangatta Kalimantan Timur |
begitupun dengan nasib batu jilatan yang sudah digosok rapi kemudian dibentuk menjadi mata cincin atau perhiasan, bahkan yang menjual atau pedagang batupun secara bisik-bisk juga mengatakan bahwa batu jilatan yang mereka jual itu ialah belum tentu aseli :D
namun bagi aku pribadi, alhamdulillah bersyukur, dengan perjuangan dan petualangan sahabat kaskuser forsup yakni @insomniamania (Gilang) yang kebetulan bertugas sebagai tenaga konsultan sebuah proyek di Loksado dialah yang akhirnya berhasil menembus ke tempat keramat Dayak yang sangat disegani orang Kalimantan Selatan, berhasil melihat sumur tsb dan diterima baik warga Dayak setempat, bahkan dibantu memilihkan batu jilatan yang terbaik oleh Kepala Suku Dayak untuk dibawa sebagai oleh-oleh
ketika sampai di Banjarmasin, tatkala sahabat kaskuser bercerita bahwa dia telah mendapatkan batu jilatan, dirumah temannya itu, sontak Ayah dari temannya yang ikut mendengarnya berkata "bohong itu, tidak mungkin batu itu aseli, dari mana kamu bisa dapat itu barang langka"
lalu sahabat kaskuser menjawabnya "Bapak, bagaimana kalau saya dapat ini ialah dari Muhara Uman"
seketika ayah temannya itu terdiam dan pucat mukanya dan berkata pelan
"kalau begitu , batu jilatan yang kamu dapat itu ialah yang sebenarnya"
luar biasa memang kharismanya , Balai Rumah Adat Dayak Muhara Uman.