Entri Populer ( paling sering dikunjungi )

Kamis, 19 Desember 2013

Saya Tidak Memberikan Pelayanan Pesugihan , Uang Balik dan Sejenisnya

Dengan ini saya sampaikan kepada khalayak pemirsa Internet, sehubungan dengan timbulnya web blog yang mengatasnamakan mirip seperti nama yang saya pakai ( Kisawung atau Ki Sawunggaling) , bahwa:

1. Siapapun boleh merasa berhak dan menggunakan nama Ki Sawung atau Ki Sawung Galing , namun saya pribadi dengan nama Kisawung Saung Rahsa ialah berbeda orang dengan mereka yang menggunakan nama yang serupa.

2. Sehingga jasa pelayanan supranaturalpun jelas berbeda, jika mereka mengekspose jasa pesugihan dan semacamnya, sementara saya Kisawung Saung Rahsa ialah tidak melayani jasa pesugihan uang balik dan sejenisnya.

3. Profil saya pribadi yang mengatasnamakan Kisawung atau Ki Sawunggaling ialah sudah banyak beredar di internet dari masa tahun 2006. sekali lagi saya nyatakan ialah berbeda dengan mereka yang menggunakan nama tersebut baik dalam bidang jasa paranormal atau jasa seni musik , jasa hiburan, sasana tinju  dll. 
Profile saya bisa dilihat pada Lencana Facebook , Forum Supranatural kaskus, foto dan alamat praktek saya jelas. dan profile saya  terdaftar pada Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuhan Alternatif Indonesia Pusat Jakarta.

4. Nama Ki Sawunggaling sudah lama  tidak pernah saya pakai lagi dalam kegiatan dan selanjutnya saya memakai nama Kisawung Saung Rahsa sesuai penyaksian dari pemberian penghargaan Forum Komunikasi paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia pada Januari 2013

5. Dengan demikian saya menyatakan, berhati-hatilah untuk jangan menyamaratakan nama karena kesamaan nama tetapi dengan penyandang yang berbeda orang. maka pengumuman ini saya buat demi untuk kejelasan dan menghindari kesalahpahaman akibat nama yang sama telah dipakai oleh banyak oknum Paranormal.
dan dengan praktek paranormal yang jelas berbeda sesuai bidangnya masing-masing

Senin, 22 Juli 2013

Misteri Cincin Batu Ampar

Batu Ampar yang saya ketahui sementara ini ialah ada dua macam  berdasarkan lokasi daerahnya yakni Batu Ampar dari Cirebon dan Batu Amparan dari Kalimantan Selatan.
Batu tersebut memiliki ciri khas yang sama , ialah jika didekatkan dengan magnet maka akan bereaksi dan bergerak seolah batu tersebut mengandung besi .

Pada sekitar tahun 1993 , saat itu aku tengah berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, dan tatkala rombongan kami beristirahat, seorang teman saya sedang berbicara dengan juru kunci makam dan kulihat mereka tengah memegang batu cincin.
ketika kutanyakan itu batu cincin apa, maka dijawab ini ialah batu ampar.
batu ampar ini sudah dibentuk menjadi batu cincin yang bagus dan sebelumnya batu ampar ini ialah berasal dari Nisan Makam Kanjeng Sunan Gunung Jati . berhubung Nisan Makam saat itu rusak dan diperbaiki, maka batunya yang rusak itu diambil dan diganti dengan yang baru. nah batu yang rusak itu ada banyak dan dijadikan batu cincin untuk mengharap berkah Keramat Kanjeng Sunan Gunung Jati  itulah yang disebut sebagai batu ampar.



Alhamdulillah bersyukur sepulangnya dari berziarah itu, aku diberikan satu dari batu ampar itu dan kujadikan cincin.
Dan semenjak memakai batu cincin batu ampar itu Alhamdulillah atas izin Allah aku merasakan kekeramatan Kanjeng Sunan Gunung Jati selalu memberikan keajaibannya dalam setiap gerak langkah kegiatanku.
setiap kali aku bertemu temank-temanku yang paranormal, mereka akan sangat menghormatiku dan jika melihat batu ampar itu semua akan tertegun dan berkata ..""sungguh berkharisma dan bagus benar isinya batu tersebut"

Alhamdulillah perobahan hidup dan kesejahteraan ekonomi meningkat tajam semenjak itu, dan kegiatanku dalam duni keparanormalan menuju pada puncaknya sehingga sampailah pada suatu saat..
Cincin Batu Ampar itu hilang.. terjadi pada tahun 1997.
kehidupanku langsung berubah drastis semuanya, dan selama kurang lebih tujuh tahun aku menderita..
Aku sudah berusaha untuk mohon dan meminta kembali batu ampar yg lain sebagai gantinya, namun saat itu
aku merasa dipermainkan oleh temanku itu dengan alasan tertentu katanya dia memang sengaja memberikan pelajaran kepadaku dengan tidak lagi memberikan batu itu supaya tidak terlena karena percaya kepada batu tersebut. sehingga menjadi ingatan dan penyesalan kepada diriku dan berujung pasrah.

Berkat perjuanganku kemudian dengan melakukan wiridan khusus selama dua tahun selanjutnya. Alhamdulillah kehidupanku kembali sejahtera dan namaku kembali harum. walau aku masih merasa sedih tatkala ingat batu ampar ku yg dahulu hilang.. namun perasaan sedih  itu semua aku lebur dalam zikrullah.

Sehingga pada sekitar tahun 2008 , aku kembali berziarah ke Cirebon bersama rekan kaskuser, dan tiada disangka dapat bertemu dan melihat kembali koleksi Batu Ampar Keramat tersebut ada pada anggota pengurus Makam Kanjeng Sunan Gunung Jati. bersyukur Alhamdulillah semenjak saat itu aku dapat memiliki kembali  beberapa Batu Ampar dari berbagai jenis ukuran berdasarkan warnanya, ada yang putih bercorak, hitam, merah dan kuning serta hijau.
terobati sudah kesedihanku selama bertahun-tahun dengan karunia dan kesempatan yang Allah buka kembali kepadaku.. Alhamdulillah.

kemudian pada tahun 2012, seorang sahabat kaskuser bernama @Thaifur ( Muhdi) , dari dialah kemudian aku mendapatkan jenis batu amparan yang lain yang terdapat di Kalimantan Selatan.



menurutnya Batu Amparan itu ialah yang menjadi pertanda bagi para pendulang Intan/Berlian , jika batu amparan itu ditemukan maka dilokasi itu pasti akan terdapat batu intan/berlian dan bahkan emas
sehingga batu amparan itu kemudian dianggap ada tuahnya sebagai "pembuka jalan" menuju kesejahteraan dunia

ketika aku tes dengan magnet, ternyata batu amparan kalimantan lebih kuat reaksinya, batu itu langsung meloncat terbang menyambar magnet yang kugenggam.. luar biasa :)
sementara kalau batu ampar Cirebon, jika didekatkan magnet hanya akan bergoyang-goyang lembut saja :D

Sabtu, 13 Juli 2013

Misteri Al Quran Stambul dan Andarun

STAMBUL

Sangat terkenal di Indonesia  masa lalu terutama saat perjuangan melawan Belanda, dimana para pejuang dari kalangan alim ulama dan bangsawan kesultanan/kerajaan "banyak" yang mengalungkan Al Quran Stambul di lehernya. Saat mana terlihat kenyataan peristiwa luar biasa dalam pertempuran bahwa "mereka" yang menggunakan Stambul selalu selamat dengan cara yang ajaib dan menakjubkan.

Al Quran Stambul (tinta hitam) ukuran 2 x 2,5 cm

Al Quran Stambul Tinta Emas (ukuran 3 x 3,5 cm)

Al Quran Stambul Tinta Emas (langka)




Diantara kisah yang terkenal ialah sejarah perjuangan Ulama terkenal Aceh  Tengku Cot Plieng (thn. 1905) yang menggunakan Stambul sebagai pegangan utamanya sehingga dengan Izin Allah beliau selalu dapat menghilang jika disergap Belanda dan selalu menang dalam pertempuran, namun suatu saat stambul itu hilang menjadi saat dimana Tengku Cot Plieng menemui ajalnya.

Stambul berasal dari kata Istambul atau Istanbul , karena menurut sejarah yang akurat pada masa awal abad ke 16 di Istana Topkapi Istambul Turki dibawah pemerintahan Sultan Selim II didirikan Nakkashane I Irani dan Nakkasane I Rum ( Akademi Seni Lukis ) dimana kemudian berkembang dengan seni lukis miniature , dan Nakkas Osman adalah pelukis yang terkenal diantaranya seni lukis portrait.

Dan masa selanjutnya  dimulailah pembuatan miniature Al Quran mengikuti trend seni di Turki masa tersebut.
Saat pertama kali dibuat  yang dipercaya Sultan ialah seorang Calligrapher yang merupakan guru dari Istana Topkapi Istambul, yaitu Hafiz Osman Effendi.

Hafiz Osman  seorang kaligrafer Qur'an Turki Usmani paling terkenal yang hidup pada 1642-1698, menurut sejarah bahwa pada karya Hafiz Osman terdapat karya penulisan Al Quran dalam ukuran mini dan ditulis dengan tulisan tangan. Selanjutnya karya seni penulisan dari Hafiz Osman inilah yang kelak dikemudian hari diperbanyak dengan jalan di cetak

Hafiz Osman  ialah putera  seorang muadzin di Masjid Sultan Haseki, ia hafal Alquran pada usia dini dan menjadi dikenal sebagai Hafiz . kemudian  Mustafa Pasha mendorongnya untuk belajar dengan Darwis 'Ali Mustafa al-Ayyubi (d 1668) dan kemudian dengan Nafaszada Sayyid Ismail Efendi. Hafiz Osman meraih gelar pada usia 18 tahun dan menghabiskan sebagian besar hidupnya mengajar dan menulis. Murid-Nya berkisar dari Sultan Mustafa II (reg 1695-1703) danSultan Ahmad III (reg 1703-1730)juga sengaja mengajar  kepada siswa miskin  ia menyisihkan satu hari dalam seminggu.

Seiring perkembangan zaman era teknologi percetakan pada masa awal abad 19, selanjutnya Al Quran Stambul tersebut dicetak dan mendapat perhatian besar sehingga diperbanyak pada dekade abad 20.

Al Quran Stambul selanjutnya juga diproduksi dan dicetak di India dan Pakistan. untuk membedakan nya ialah dengan memperhatikan style penulisan khat yang digunakan .
Saat ini bahkan Al Quran mini juga dicetak di Austria dan Iran serta  diberbagai negara termasuk Indonesia

Al Quran Stambul dilihat dari warna tulisan ada tiga macam:
1. Stambul dengan tulisan berwarna hitam , menurut keterangan "orangtua" dahulu bahwa stambul ini dengan tingkatan "biasa",   dipakai kaum kebanyakan dan santri.
2. Stambul dengan tulisan berwarna merah, dengan tingkatan "menengah" ialah dipakai para prajurit, pedagang, pejabat
3. Stambul dengan tulisan berwarna kuning keemasan, dipakai para Sultan, Syeikh/Kiyai tertentu.
namun keterangan diatas selanjutnya menjadi kabur karena pada akhirnya stambul menjadi langka sehingga memakai stambul dari jenis apapun yg didapat ialah sudah sangat bersyukur

Al Quran Stambul dilihat dari bentuknya ada tiga macam :
1. Al Quran Stambul berbentuk segi empat,
dengan ukuran paling kecil ialah panjangnya 1,5 cm, lebar 1cm , tebal 0,5cm atau 1cm
berisikan 30 Juz. jika ada yang lebih kecil lagi biasanya bukan stambul dan hanya berisikan beberpa ayat AlQuran saja , sebagaimana yang banyak beredar di Mekkah sebagai oleh-oleh Haji.
Al Quran Stambul ini ialah dibuka  halaman demi halaman (satu persatu)
pada perkembangan selanjutnya dibuat dalam bentuk lipatan demi lipatan (menyerupai Andarun)

2. Al Quran Stambul berbentuk Hexagonal (segi delapan)
3. Al Quran Stambul berbentuk Scroll (gulungan)

Mitos tentang Al Quran Stambul:

1. Bahwa Stambul ialah buatan "ghaib"

hal ini terbantahkan dengan adanya fakta sejarah yg sudah dijelaskan diatas
namun kemudian stambul yang dinyatakan "diambil" dan "dijaga" oleh Jin Islam ialah benar adanya sehingga hal inilah yang menyebabkan masyarakat menjadi salah paham dalam wawasan sejarahnya. Quran Stambul yang "dijaga" Jin Islam ialah biasanya yang beredar di Istana atau Pesantren  kemudian saat pemegangnya meninggal kemudian Quran tersebut terbengkalai dan kemudian hilang, suatu saat "diantar secara gaib" kepada penerus/keluarga dari pemegang yg meninggal itu atau "diantar" kepada Orang yang dianggap Sholeh/Pejuang/Mujahiddin yang dihormati oleh "jin" tersebut.
Stambul yang "dijaga" oleh Jin Islam inilah yang banyak memunculkan fenomena keajaiban luar biasa.

Perlu kita ketahui adalah bahwa pada aselinya Al Quran ialah Mu'jizat dan sudah pasti kita berharap keberkatan Al Quran ialah dengan Izin Allah karena sebab  kita mengamalkan "Isi Al Quran" dan atau berharap keberkatanNya karena kita "menjaga" dan "merawat" Al Quran dengan sebaik-baiknya menaruh rasa hormat atas kemuliaan Al Quran.
Sehingga marilah kita bisa bedakan , mana keajaiban yang muncul karena Izin Allah melalui jalan keberkatan AlQuran Stambul,  dan mana keajaiban yang  muncul karena "peran serta Jin Islam" yang beserta Al Quran Stambul tersebut.

2. Bahwa Stambul yang aseli harus lulus uji empat hal

- Stambul jika diletakkan dalam air maka stambul tidak akan basah
- Stambul jika diletakkan diatas gulungan kertas yg dibakar maka padamlah apinya 
- Stambul akan meyelamatkan pemegangnya dari kecelakaan akibat  tanah longsor dan gempa 
- Stambul jika diarahkan kepada angin ribut / puting beliung maka menjadi reda

ditambah banyak point lagi yang aneh-aneh diantaranya  ialah anti tembak dan kekebalan
walaupun kenyataan sejarah dan fakta nya ada tentang keajaiban diatas

saya menyatakan bahwa hal tersebut diatas ialah "tidak mutlak" sesuai pemahaman yang terdapat pada point 1 diatas.



 bersambung... 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ANDARUN

Bermula di masa dahulu kala ada Kerajaan yang terkenal pengaruhnya dan selalu menang dalam pertempuran karena diyakini itu semua berkat suatu "kekuatan gaib" yang terdapat pada Mahkota Raja tersebut , sehingga dikenal sebagai Raja Perang atau Dewa Perang. 

Saat itu konflik kemudian meluas dengan semakin banyaknya korban yang menimpa kaum Muslimin yang menyebabkan para Penguasa Muslim menjadi bersatu untuk melawan Kerajaan tersebut, dengan bala tentara gabungan Mujahidin yang luar biasa besar.

Ketika kemudian terjadi pertemuan antara dua balatentara tersebut, dimulai dengan pertempuran satu lawan satu dari para Perwira dan Orang-orang pilihan ahli tempur, terlihat kenyataan para Mujahidin tersebut tewas berguguran kalah dan semakin banyak yang tewas.

Sehingga tatkala terjadi waktu luang sebelum terjadinya pertempuran besar, kaum muslimin kemudian sepakat melakukan do'a bersama meminta petunjuk dan pertolongan Allah. 
Terjawablah doa tersebut dengan muncul seekor burung dari langit yang dengan cepatnya menyambar mahkota dari Raja Dewa Perang tersebut,  kemudian menjatuhkannya tepat ditengah-tengah kaum muslimin yang tengah berdoa.

Tiba-tiba Raja Dewa Perang itu terlihat ketakutan dan berlari meninggalkan pasukannya, sehingga menyebabkan ciutnya nyali dari para perwira dan prajurit kerajaan tersebut sehingga ikut berlari tercerai berai tidak karuan kenudian dikejar dan dikalahkan oleh para Mujahidin.

Ternyata dalam Mahkota tersebut terungkaplah rahasia besar yakni adanya suatu "tulisan dan simbol " yang kelak hal ini akan menjadi inspirasi bagi para Sultan Kesultanan Islam dengan menambahkan tulisan doa pada mahkotanya dan dikenal sebagai sebutan "Hijab Hirzul Andarun"


Andarun yg terbuat dari kulit onta dan tinta emas, ukuran 2x 30 cm

Andarun bentuk scroll tinta emas , ukuran 7 x  90 cm




Hirzul Andarun atau Andarun kemudian berkembang dengan banyak versi sesuai kebijakan Ulama berpengaruh masing-masing  yang ada pada setiap Kesultanan Islam .

Pada aselinya dahulu Andarun ialah bukan budaya Islam sesuai jalur cerita diatas, bahwa kemudian doa simbol tulisan yang terdapat pada mahkota Raja Dewa Perang itu kemudian "diubah" dari segi bahasa menjadi bahasa dan tulisan Arab , namun simbol yang ada bentuknya tetap.
Bahwa Andarun ialah "budaya kekuatan gaib" bahkan dari zaman pra Islam atau pra agama Samawi
bahwa bentuk Andarun ialah menyerupai bentuk lontar (kalau di Indonesia) namun dalam ukuran mini dan sangat kecil. di Indonesia bentuk Andarun tertua bisa dilihat pada bentuk  Kitab Batak yaitu "Pustaha" dan Pustaha diyakini memiliki kekuatan gaib luar biasa yang biasa dikalungkan atau disimpan di rumah untuk mengharapkan tuahnya.

Bahwa Andarun sesuai jalur kisah diatas dan sesuai informasi yang saya dapatkan dari keterangan "lembaran tulisan tentang Andarun" entah buatan siapa dan entah diambil dari sumber kitab hikmah mana  ialah "berkemungkinan" berasal dari India Utara atau daerah pedalaman Persia dahulu.

namun dari segi bentuknya kemudian saya coba mengambil kesimpulan sementara seperti diatas dan terlihat pada info image google.com bahwa Budaya  Andarun yang tua terbanyak terdapat di daerah India (yaitu penulisan yantra pada kulit panjang yg dilipat-lipat ).

bersambung.. 

Jumat, 08 Maret 2013

Misteri Supranatural Kulit Kijang / Handalam


Naga Ulit Naga Umbang
Teguh di kulit sampai ke tulang
Besi Kuning pasak awak ku
Kulit Kijang Putih jubahku
Siapa yang berani menantangku
Terkena Petir meledak Guntur
Zulfaqar Ajal Maut


Royal Cervidae by Philip Brunner Collaboration with Taurean Bryant.


Tulisan  ini disarikan daripada postingan thread saya di forum supranatural kaskus 

oleh karena itu mohon maaf jika terjadi kejanggalan dalam  ketidaknyamanan membaca tulisan yang terlihat seperti loncat dan kadang tulisan itu ialah menjawab pertanyaan dari para kaskuser.
semoga maklum dan semoga dapat memahami inti dari penyampaian tulisan tesebut.




Diriwayatkan oleh Abu Na'im di dalam kitab Al-Hilyah,
bahwa seorang laki-laki tengah lewat di sisi Nabi Muhammad SAW dengan membawa seekor kijang hasil tangkapannya. Lalu Allah SWT menjadikan kijang itu berbicara kepada Nabi Muhammad SAW.

"Wahai Pesuruh Allah, sesungguhnya aku mempunyai beberapa anak yang masih menyusu, dan sekarang aku sudah ditangkap sedangkan anak-anakku kelaparan," kata kijang itu meminta belas kasihan.

Rasulullah SAW yang mampu mengerti bahasa kijang itu lantas berdialog dengan si kijang.
"Apakah yang engkau harapkan dariku?" tanya Rasulullah SAW.
"Tolong perintahkan orang ini melepaskan aku supaya aku dapat menyusukan anak-anakku dan sesudah itu aku akan kembali kemari,"
janji kijang itu dengan sangat memohon.

"Bagaimana kalau engkau tidak kembali lagi ke sini?" tutur Rasululah SAW.
"Kalau aku tidak kembali kemari, nanti Allah SWT akan melaknatku sebagaimana ia melaknat orang yang tidak mengucapkan shalawat bagi engkau apabila disebut nama engkau di sisinya," janji kijang itu.

Lalu Nabi Muhammad SAW pun bersabda kepada orang itu untuk melepaskan kijang itu buat sementara waktu.
"Wahai pemuda, lepaskanlah kijang ini, dan aku akan menjadi penjaminnya," kata Rasululah SAW.
pemuda itu pun akhirnya melepaskan kijang itu. Kijang itu langsung berlari menuju anak-anaknya untuk memberikan susu. Setelah semua anak-anaknya kenyang, sang induk kembali lagi menemui Rasululah SAW dan pemuda itu menangkapnya kembali.


Maka turunlah malaikat Jibril dan mengucap pesan dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

"Wahai Muhammad, Allah SWT mengucapkan salam kepada engkau"
dan Allah SWT berfirman :
"Demi kemulianKu dan kehormatanKu, sesungguhnya Aku lebih kasih umat Muhammad dari kijang itu kasih anak-anaknya dan Aku akan kembalikan mereka kepada engkau sebagaimana kijang itu kembali kepada engkau."

source: kisahislamiah.blogspot.com/2011/11/dialog-rasulullah-dengan-kijang.html


Banyak kita melihat pada piranti supranatural, azimat yang terbuat dari kulit kijang . banyak kita mendengar kisah , tentang kijang langka, kijang kencana, kijang putih, dll . bahkan tergambar pada tulisan dinding Mesir Kuno tentang kijang.


source: newworldencyclopedia.org/File:Maler_der_Grabkammer_des_Amenemh%C3%AAt_003.jpg


Kita menggunakan kulit kijang dan Handalam sebagai piranti supranatural ,
mengapa kulit kijang, apa itu handalam ,
dan marilah kita simak , apa dan bagaimana sampai terjadinya demikian , semoga berguna sebagai penambah wawasan bagi para penggemar dan praktisi supranatural.
Kijang atau Menjangan atau Rusa atau Mantjak , dalam hal ini pada thread ini
akan saya fokuskan kepada sisi supranatural setelah terlebih dahulu kita lihat kutipan dari beberapa penjelasan tentangnya dari berbagai sumber.



89. Our sages and Tapasvins make use of tiger-skins or deer-skins. Does it not amount to sinful violence to kill an animal or get it killed, particularly in the case of those who are out for spiritual advancement? Does it not sound suicidal for a hermit to sit all his life on the skin of a dead animal and aspire for deliverance or Mukti for himself?

The most important point to remember in connection with the use of deer-skin or tiger-skin as Asana or seat is that the animal is never killed for obtaining its skin. The deer was always a part of the ancient Ashrams of Sannyasins and Maharshis; and they should have found the skin of the deer, when it died its natural death, an easily procurable material for the Asan. To those living in dense jungles, therefore, deer-skin and the bark of trees should have been more easily and abundantly available than cloth.

Tiger-skins, too were procured in a similar way, though much less numerically, and that accounts for the wider use of the deer-skin as Asana. In fact, Mriga-charma is prescribed for Asana; and Mriga means deer.


From the spiritual point of view, the sages found that doing Sadhana seated on a deer-skin was highly conducive to Siddhi. The power generated in the body through Sadhana was preserved by the skin.

89. Orang bijak dan Tapasvins menggunakan kulit macan atau kulit rusa. Apakah itu bukan tindak kekerasan dan berdosa membunuh binatang atau mendapatkannya mati, terutama dalam kasus mereka yang berusaha untuk kemajuan rohani? Apakah itu tidak terdengar konyol bagi pertapa karena duduk sepanjang hidupnya pada kulit hewan tersebut dan bercita-cita untuk pembebasan atau Mukti untuk dirinya sendiri?

jawaban:
Hal yang paling penting untuk diingat sehubungan dengan penggunaan kulit rusa-kulit kijang atau kulit macan sebagai Asana atau tempat duduk adalah bahwa hewan ini tidak dibunuh untuk mendapatkan kulitnya. Rusa/kijang selalu menjadi bagian dari Ashram kuno Sannyasins dan Maharshis, dan mereka harus menggunakan kulit rusa/kijang, yang meninggal secara alami, bahan bisa didapat dengan mudah untuk Asan itu. Untuk mereka yang tinggal di hutan lebat, karena itu, rusa-kulit dan kulit pohon seharusnya lebih mudah dan banyak tersedia dari pada menggunakan kain.

kulit macan juga yang diperoleh dengan cara yang sama, meskipun jauh lebih rumit, dan bahwa biaya tinggi untuk penggunaan dari kulit rusa-sebagai Asana. Bahkan, Mriga-Charma diresepkan untuk Asana, dan Mriga berarti rusa.

Dari sudut pandang spiritual, orang bijak menemukan bahwa melakukan Sadhana duduk di atas kulit rusa-adalah sangat kondusif untuk Siddhi. Daya yang dihasilkan dalam tubuh melalui Sadhana terjaga oleh kulit tersebut.


ada suatu anggapan dasar bahwa kulit yang sangat berbulu mengakibatkan efek pheromone
dalam jumlah yang besar dan atau sangat kuat. jika dalam hal ini kulit kijang, sayangnya belum ada penelitian yang kujumpai tentang analisa kandungan pheromone yg dihasilkannya namun Misik Hitam dan Misik Putih serta Kasturi. itu berasal dari keringat Kijang Gunung yang kemudian mengkristal

sumber yang menjelaskan tentang hal tersebut ialah :

metafisis.wordpress.com/2011/08/21/khasiat-minyak-kasturi-untuk-pengobatan-fisik-psikis-gangguan-jin-dan-sihir/ 
isi tulisan sebagai berikut :


Sebenarnya, istilah kasturi (bahasa Inggeris: musk) merujuk kepada kandungan yang terdapat dalam bintil kelenjar kijang jantan.
Walaupun kerap ditemukan di bahagian antara perut dan genital, kasturi juga kadang tumbuh di bagian-bagian lain hewan tersebut, seperti di leher, badan atas dan juga kepala.
Apabila tertanggal atau dipotong dari tubuh kijang tersebut, bintil kasturi yang mengering warna dan kandungan berwarna merah keperakan berubah menjadi hitam dan keras.
Jika ditekan kuat atau diketuk, butiran kecil akan keluar darinya dan bahan itulah yang dicampur bersama minyak atau ekstrak wangian beralkohol.
“Sejak ratusan tahun lalu, ia digunakan dalam pembuatan wangi-wangian. Kasturi juga bertindak sebagai biang penyebar bau harum selain itu dipercayai menjadikan bau harum lebih tahan lama.
Di dalam dunia ini, hanya terdapat lima jenis hewan yang menghasilkan kasturi yaitu kijang jantan, lembu, musang, kura-kura dan tikus (tikus jenis tikus muskrat (Ondatra zibethicus), Paling populer adalah kasturi kijang jantan yang hidup di pergunungan Himalaya
Dalam bidang perobatan tradisional Cina, kasturi dipercayai mampu mengembalikan kesadaran seseorang yang pingsan, melancarkan peredaran darah, , menghilangkan bengkak pada tubuh, menghilangkan rasa sakit dan merangsang penghentian/pembersihan darah haid.
Sebagaimana dalam hadits dikisahkan :
Dari ‘Aisyah r.a, “Seorang wanita bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang cara mandi dari haid. Beliau lalu memerintahkan wanita itu bagaimana cara mandi. Beliau bersabda: “Ambillah sepotong kapas yang diberi kasturi lalu bersucilah.” Wanita itu bertanya, “Bagaimana aku bersucinya? Beliau menjawab: “Bersucilah dengan kapas itu!” Wanita itu berkata lagi, “Bagaimana caranya aku bersuci?” Beliau bersabda: “Bersucilah dengan menggunakan kapas itu!” Wanita itu bertanya lagi, “Bagaimana caranya?” Maka Beliau berkata, “Subhaanallah. Bersucilah kamu!” Lalu aku menarik wanita itu kearahku, lalu aku katakan, “Kamu bersihkan sisa darahnya dengan kapas itu.” (HR al-Bukhari)


Oleh kerana spesies kijang yang menghasilkan kasturi sukar ditemui, saintis Cina beralih kepada sains dan teknologi untuk mengembangkan potensi pengobatannya.
Ilmuan cina mengembangkan peternakan artifisial mamalia tersebut seterusnya mengekstrak bintil kasturi tanpa perlu membunuh kijang. Pengambilan bintil kelenjar itu secara berjadwal meningkatkan penghasilan kasturi sekali gus mendorong upaya reproduksinya.
Kasturi diyakini sebagai penawar ajaib di kalangan masyarakat konvensional di Nepal, Pakistan, Siberia dan Mongolia.
Di India pula, penggunaan kasturi telah lama diserap dalam kaidah pengobatan Ayurveda.Pada pengobatan Ayurveda diyakini mampu meredakan penyakit asma, ekzema, demam, sakit kepala dan ulser.
“Kegunaan paling popular adalah dalam industri pembuatan minyak wangi. Baik minyak wangi atau atar yang didatangkan dari Mekah atau India, terdapat juga pengusaha yang memasukkan butiran kasturi itu ke dalam botol penjualan minyak wangi yang akan menambah nilai harganya,”



Cimanggu Bogor 1985

Pada suatu malam dalam tidurku , seolah ada yang memanggil, Kebun Raya Bogor
ditengah rerimbunan pohon besar , tiada rasa takut , terdengar suara keras
"datanglah kemari malam hari , ambillah kulit kijang kencana ini untukmu "

kemudian terlihatlah pada pandanganku betapa bagus dan cantiknya kulit tersebut
padanya terdapat rerajahan dalam bentuk dan simbol tulisan Arab yang tidak kumengerti
akan tetapi aroma harum luar biasa dan pesonanya saja yang dapat kurasakan

demikianlah , setelah kejadian mimpi indah pada malam
aku sering datang ke Kebon Raya Bogor pada siang harinya, karena takut dan belum berani
jika datang pada malam hari sesuai panggilan dalam mimpi tersebut

kemudian sambil lalu pernah kudengar suatu kisah yang sangat tak masuk akal
bahwa seluruh Kijang/Rusa yang banyak berkeliaran di Istana Kebon Raya Bogor
jika malam menjelang Purnama Penuh, mereka semua lenyap , masuk dalam satu lobang
yang sangat rahasia letaknya , lalu keesokan harinya sudah muncul kembali.

Kijang Kencana , kata mereka , menjadi pemimpin kawanan Rusa tersebut
dan itulah yang dahulu pernah memanggilmu untuk diberikan hadiah
sayangnya tidak engkau ikuti panggilan tersebut, tinggallah menjadi kenangan





Jika kita perhatikan pada gambar diatas , maka dapatlah dikatakan bahwa sepotong kulit kijang tsb , mengandung beberapa hal :

1. unsur kulit kijang yang berkemungkinan diantaranya mengambil sifat efek pheromone
2. Tinta Za'faron atau Saffron , yang bersifat menstabilkan kerja jantung
3. Minyak Misik , untuk menguatkan kembali dan menyatukan antara Saffron dan kulit
4. Unsur Rajahan , yakni niat keinginan dalam bentuk do'a dan simbol atau magic square

maka berbagai unsur itu sendiri sudah memiliki getar nya masing-masing, sehingga jika
semua itu digabungkan, adalah layaknya kerja Al Chemy dalam nuansa supranatural
yang diharapkan dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang sehingga me release inner self
dan inner self akan membentuk pengaruh aura yang kuat dalam interaksi pergaulan
dan atau hubungannya dengan gerak langkah seseorang terhadap seseorang yang lain

just in my humble opinion 

semua kulit kijang tampaknya bisa dijadikan piranti supranatural 
contoh:

1. Kijang Putih , ini diyakini di Kalimantan Barat sebagai sangat bertuah, biasanya tanduknya akan dijadikan gagang mandau (parang Dayak), atau dijadikan gagang tongkat dan kulitnya akan dijadikan pegangan/azimat.

tradisi Dayak tentang Kulit Kijang ialah digunakan bersama-sama dengan kulit macan, pada suatu upacara khusus yang berisikan sumpah, maka kulit macan dan kulit kijang diangkat keatas dihadapkan kepada Matahari, kemudian mereka berteriak dengan sumpahnya untuk berharap diberikan solusi atas masalah yang diinginkan jalan keluarnya.

2. Kijang Emas / Kijang Kencana , pada tradisi di Jawa Barat dan atau seluruh Jawa. kulit kijang emas ini diyakini bertuah untuk urusan asihan dan support dalam melariskan dagangan

3. Kijang Wulung , juga diyakini tuahnya sama dengan Kijang Kencana


di Indonesia jenis Kijang secara ilmu pengetahuan hanya dikategorikan sebagai 4 macam saja , yakni rusa bawean, rusa timor, dan rusa sambar serta KIjang (Muntiacus Muntjak) . Jenis rusa yang asli Indonesia ini, bersama anggota genus Muntiacus lainnya, dipercaya sebagai jenis rusa tertua. Kijang berasal dari Dunia Lama dan telah ada sejak 15 – 35 juta tahun yang silam.


Air Mancur ,Pelataran Masjid Al Hijri1, UIKA Bogor 1986

Sudah lama aku perhatikan setiap kali selesai makan mie ayam pangsit, disebelah warung
si akang itu orangnya kalem, tidak banyak omong, namun dagangannya selalu laris. dan setiap kali kumelihat selalu saja ada wanita wanita cantik yang mencarinya dan hanya sekedar mengajak ngobrol kemudian pergi 

suatu hari karena penasaran , kuajak si akang itu berbincang , dan.. keluarlah suatu rahasia
dia menunjukkan sesuatu kepadaku dan itu katanya..Handalam..
apa itu handalam, aku bertanya . dijawabnya.. ooh ini kulit anak mencak
(orang Sunda selalu mengatakan kijang ialah Mentjak atau Mencek )

"saya mendapatkan ini dari Ajengan (orang yang dituakan dan setara dengan Ustadz)di kampung dengan mahar Rp 500.000" ujarnya dengan lugunya
(perbandingan Rupiah masa itu ialah , semangkok mie ayam masih Rp 500,- sekarang semangkok Mie Ayam kurang lebih Rp 7000,-. berarti 10 x lipat lebih. maka sekarang Handalam bisa berharga 5 jutaan )

dia mengatakan, jika semenjak membawa handalam, usahanya maju pesat
dan banyak wanita yang tertarik mau menjadi isterinya 


Kijang (Muntiacus muntjak) Rusa Asli Indonesia
Posted on 15 November 2010 

Kijang atau Muntiacus muntjak merupakan salah satu rusa asli Indonesia. Kijang merupakan salah satu dari 4 jenis rusa yang dimiliki Indonesia selain rusa bawean, rusa timor, dan rusa sambar. Khusus di Indonesia, kijang dapat ditemukan mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali hingga Lombok.
Jenis rusa yang asli Indonesia ini, bersama anggota genus Muntiacus lainnya, dipercaya sebagai jenis rusa tertua. Kijang berasal dari Dunia Lama dan telah ada sejak 15 – 35 juta tahun yang silam.

Kijang (Muntiacus munjak) jantan
Di Indonesia, kijang dikenal juga sebagai menjangan atau kidang. Dalam bahasa Inggris Kijang disebut sebagai Southern Red Muntjac, Barking Deer, Bornean Red Muntjac, Indian Muntjac, Red Muntjac, atau Sundaland Red Muntjac. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) kijang dinamai Muntiacus muntjak (Zimmermann, 1780) yang mempunyai sinonim Cervus moschatus (Blainville, 1816), Cervus muntjak (Zimmermann, 1780), Cervus pleiharicus(Kohlbrugge, 1896), Muntiacus bancanus (Lyon, 1906), dan Muntiacus rubidus (Lyon, 1911).

Subspesies Kijang. 
Terdapat sedikitnya 15 subspesies kijang (Indian Muntjac) di seluruh dunia. Ke-15 subspesies itu antara lain: M. m. annamensis (Indochina), M. m. aureus(semenanjung India), M. m. bancanus (Kepulauan Banka), M. m. curvostylis (Thailand),M. m. grandicornis (Burma), M. m. malabaricus (India Selatan dan Sri Lanka), M. m. montanus (Sumatera), M. m. muntjak (Jawa dan Sumatra bagian selatan), M. m. nainggolani (Bali dan Lombok), M. m. nigripes (Vietnam), M. m. peninsulae (Malaysia), M. m. pleicharicus (Kalimantan), M. m. robinsoni (Pulau Bintan dan Kepulauan Lingga), M. m. rubidus (Kalimantan), M. m. vaginalis (Burma dan Cina).

Ciri Fisik dan Perilaku. 
Kijang atau menjangan mempunyai tubuh berukuran sedang, dengan panjang tubuh termasuk kepala sekitar 89-135 cm. Ekornya sepanjang 12-23 cm sedangkan tinggi bahu sekitar 40-65 cm, dengan berat mencapai 35 kg. Rata-rata umur Kijang bisa mencapai 16 tahun.
Mantel rambut kijang (Muntiacus muntjak) pendek, rapat, lembut dan licin. Warna bulunya bervariasi dari coklat gelap hingga coklat terang. Pada punggung kijang terdapat garis kehitaman. Daerah perut sampai kerongkongan berwarna putih. Sedangkan daerah kerongkongan warnanya bervariasi dari putih sampai coklat muda.
Kijang jantan mempunyai ranggah (tanduk) yang pendek, tidak melebihi setengah dari panjang kepala dan bercabang dua serta gigi taring yang keluar.
Kijang atau menjangan (Muntiacus muntjak) merupakan binatang soliter. Kijang jantan menandai wilayahnya dengan menggosokkan kelenjar frontal preorbital yang terdapat di kepala mereka di tanah dan pepohonan. Selain itu kijang jantan juga menggoreskan kuku ke tanah atau menggores kulit pohon dengan gigi sebagai penanda kawasan.

Jenis rusa asli Indonesia ini biasanya aktif di malam hari meskipun sering kali tetap melakukan aktifitas di siang hari. Makanan utamanya adalah daun-daun muda, rumput, buah, dan akar tanaman.

Kijang merupakan binatang poligami. Jenis rusa ini tidak memiliki musim kimpoi tertentu sehingga perkimpoian terjadi sepanjang tahun. Kijang betina dapat melahirkan sepanjang tahun dengan usia kehamilan berkisar 6-7 bulan. Dalam sekali masa kehamilan, kijang melahirkan 1-2 ekor anak.

Habitat, Persebaran dan Konservasi. Kijang tersebar di berbagai negara meliputi Brunei Darussalam, China (Hainan, Sichuan, Yunnan), Indonesia, Malaysia, Thailand, Burma, dan Singapura. Di Indonesia, kijang dapat ditemukan di Sumatera, Bangka, Belitung, Kepulauan Riau, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.

Binatang asli Indonesia ini menyukai habitat hutan tropika yang memiliki aneka vegetasi, padang rumput, sabana, hutan meranggas. Kijang juga dapat mendiami hutan sekunder, daerah di tepi hutan, dan tepi perkebunan. Binatang ini mampu hidup di daerah dengan ketinggian mencapai 3.000 meter dpl.
Meskipun termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999, populasi kijang dianggap belum terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, kijang dikategorikan dalam status konservasi “Least Concern” sejak 1996.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Artiodactyla; Sub-ordo: Ruminantia; Famili: Cervidae; Subfamili: muntiacinae; Genus: Muntiacus; Spesies: Muntiacus muntjak. Nama Binomial: Muntiacus muntjak(Zimmermann, 1780). Nama Indonesia: Kijang, Kidang, Menjangan.



Perbedaan Rusa dan Kijang
Posted on 8 September 2011 
Perbedaan rusa dengan kijang apa, ya?. Apakah antara rusa dan kijang ada bedanya?. Ataukah tidak berbeda karena baik kijang maupun rusa merupakan hewan yang sama hanya beda nama dan penyebutannya saja.
Perbedaan antara rusa dengan kijang ini pernah ditanyakan oleh seorang sahabat pembaca blog ini dalam postingan terdahulu yang membahas tentang kijang (Muntiacus muntjak) pada Januari 2011 silam. Saya pun telah menguraikan perbedaan rusa dan kijang meskipun dengan sangat singkat.
Kali ini saya akan mencoba menguraikan beberapa fakta yang diharapkan akan menjawab pertanyaan tentang rusa dan kijang sebagai hewan yang sama ataukah berbeda. Dan jika berbeda, apa saja perbedaannya.
Perbedaan Antara Rusa dan Kijang Secara Umum. Rusa merupakan nama umum dalam bahasa Indonesia untuk menyebutkan semua famili Cervidae. Dalam bahasa Inggrisrusa sering “deer“. Di seluruh dunia terdapat sekitar 62 jenis (spesies) rusa. Dan dari semua jenis rusa tersebut 4 di antaranya merupakan spesies asli Indonesia yang di antaranya adalah Kijang (Muntiacus muntjak). Tiga spesies lainnya adalah Rusa Sambar(Cervus unicolor), Rusa Timor (Cervus timorensis), dan Rusa Bawean (Axis kuhli).
Rusa dari genus Cervus (rusa sambar dan rusa timor) dan Axis (rusa bawean bahkan rusa totol) di Indonesia sering kali hanya disebut sebagai “rusa” saja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan “deer” dan “chital” (untuk genus axis). Sedangkan rusa dari genusMuntiacus di Indonesia dikenal sebagai “kijang” yang dalam bahasa Inggris disebut “muntjak”.
Nah dari gambaran secara umum ini semoga mulai memperjelas perbedaan antara rusa dengan kijang.

Perbedaan ukuran rusa dan kijang
Perbedaan Antara Rusa dan Kijang Secara Spesifik. Secara spesifik terutama berkenaan dengan ciri-ciri fisik ada beberapa hal yang bisa membedakan antara kijang dan rusa.
\tUkuran tubuh rusa lebih besar dibandingkan kijang. Rusa Indonesia yang paling besar adalah rusa sambar (Cervus unicolor). Kemudian diikuti oleh rusa timor (Cervus timorensis), rusa bawean (Axis kuhli) dan kijang (Muntiacus muntjak) dengan ukuran tubuh terkecil.
\tTanduk rusa (baik rusa sambar, rusa timor, maupun rusa bawean) bercabang tiga sedangkan pada kijang hanya bercabang dua. Tanduk ini hanya dimiliki oleh rusa dan kijang jantan.
\tTanduk atau ranggah pada rusa lebih panjang dibandingkan tanduk kijang. Tanduk pada rusa sambar, rusa timor, maupun rusa bawean panjangnya melebihi panjang kepala mereka bahkan bisa mencapai 1 meter tingginya pada rusa sambar. Berbeda dengan rusa, tanduk kijang panjangnya hanya sekitar separo dari panjang kepalanya.
\tGigi taring rusa tidak panjang berbeda dengan kijang yang memiliki gigi taring yang panjang dan keluar.
\tAntara kijang dengan rusa siapa yang paling cepat larinya?. Nah, perbedaan kecepatan lari ini yang saya tidak tahu. Mungkin lantaran belum pernah diadakan lomba lari antar rusa. Namun yang pasti, ‘kijang’ yang pernah saya naiki larinya cepat banget.
Mungkin di antara sobat ada yang hendak menambahkan perbedaan antara kijang dan rusa atau malah dapat menjawab pertanyaan; antara kijang dan rusa mana yang lebih cepat larinya?. Silakan di-share di sini.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Artiodactyla; Upaordo: Ruminantia; Famili: Cervidae

sumber: http://alamendah.wordpress.com/2010/...sli-indonesia/



Misteri Kijang Emas Pegunungan Meratus (bag 3)
Sabtu, 02 Juni 2012, 22:17 WIB
blogspot.com




Pegunungan Meratus





REPUBLIKA.CO.ID, Keberadaan Kijang Emas di Kawasan Pegunungan Maratus diperkuat dengan diketemukannya tengkorak Kijang Emas di area perkebunan milik warga.

Menurut Pajarah Sub Korwil 08 HST, Mayor Sus Komaruddin melalui emailnya disampaikan ke LKBN Antara Banjarmasin, Sabtu (2/6) tengkorak kijang emas tersebut ditemukan saat tim penjelajah dan peneliti 2 yang dipimpin oleh Kapten Psk Efendi Hermawan sedang melaksanakan penelitian pada Senin (28/5) pukul 09.00 WITA di Desa Haratai Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Kijang Emas yang oleh warga setempat disebut Kijang Hilalang merupakan salah satu jenis kijang endemik Kalimantan yang sangat langka dan sulit ditemukan, karena sering diburu warga untuk dikonsumsi.

Kijang Mas diburu warga di area Gunung Haung Haung, sekitar lima jam perjalanan dari Desa Haratai dengan berjalan kaki.

Warga setempat menganggap Kijang Mas sebagai kijang biasa, sehingga kepala Kijang Emas dibuang tidak disimpan seperti halnya kijang lainnya yang memiliki nilai seni tersendiri.

"Saya dapat Kijang ini sekitar tiga bulan yang lalu di Gunung Haung Haung, disana kami sering memasang Jipah (jerat tali), tapi kepalanya saya buang di Huma, karena tidak menarik untuk dipajang di rumah," kata Uncau (46), salah satu warga di Desa Haratai seperti dikutip Komaruddin.

Dari tengkorak yang ditemukan, salah satu anggota Tim Peneliti Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Dr Ir Abdul Haris Mustari, M.Sc, yang terlibat langsung dalam kegiatan penelitian dan menemukan tengkorak tersebut mengatakan penemuan tengkorak kijang di Desa Haratai, dapat dikatakan sebagai Kijang Emas yang oleh warga sini disebut Kijang Hilalang.

Selanjutnya ia katakan, dari hasil perbandingan dengan tengkorak kijang biasa, terdapat perbedaan yang menyolok, Kijang Mas tidak terdapat sendi pada pangkal rangganya, masing-masing rangga memiliki satu cabang, ramping dan sedikit melengkung serta pedisel (tulang dibawah rangga) ramping dan melengkung.

Sedangkan kijang biasa mempunyai dua cabang pendek, lebih besar dan terdapat sendi pada pangkal rangga serta pedisel tebal dan lurus.

"Kijang Emas memiliki warna merah kekuningan dan terdapat garis gelap di sepanjang garis punggungnya, sementara kijang biasa berwarna kemerahan tua," jelas Haris.

"Kijang Emas memang tergolong langka dan belum terdaftar, karena kekurangan dan sangat terbatasnya data-data tentang kijang tersebut, namun saat ini keberadaan Kijang Emas semakin langka dan hampir punah, daerah penyebarannya berada di hutan pegunungan yang sulit diakses manusia," tambah Haris.

Sementara Wadan Sub Korwil 08/HST Mayor Inf Ardian Triwasana mengatakan dengan diketemukannya tengkorak Kijang Emas oleh tim peneliti Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang bergerak di daerah Loksado HSS, mudah-mudahan akan menjadi masukan bagi semua pihak, terutama warga Kalimantan Selatan untuk meneliti lebih lanjut.
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: antara

http://www.republika.co.id/berita/na...-meratus-bag-